Selasa, 17 Juni 2014

Artikel

MENGOLEKSI RUPIAH RECEHAN DAN PENDIDIKAN SEPENUH HATI DI NTT
Oleh
Kosmas Takung
Penerbangan marathon sehari kami, Labuan Bajo-Denpasar-Bandung hingga  Bandara Internasional Kualanamu Medan, walau sangat melelahkan,tiba juga dengan selamat .Cuaca,Minggu, 25 Mei 2014 itu memang agak kurang bersahabat karena Labuan Bajo sejak pagi hingga sore hari diguyur hujan lebat berbalut kabut tebal.Akhibatnya,Wings Air yang kami tumpangi jurusan Labuan Bajo - Denpasar mengalami penundaan keberangkatan, seharusnya tertera di tiket pukul 11.00, digeser hingga pukul 14.00.Sejumlah turis bule nyeletuk dan tanya saya, apakah tetap ada penerbangan ke Denpasar karena waktunya demikian molor.Menjawabnya, saya persilahkan bertanya langsung kepada petugasSang turis bule puas, mengerti dengan cuaca yang agak kurang bersahabat, hujan  deras , gelap ,dan berawan.
Mengikuti Lokakarya Nasional dan RAT Nasional Koperasi Kredit Inkopdit,bagi saya adalah pertama kali, dalam kapasitas sebagai salah seorang pengurus Koperasi Kredit Florette yang asetnya/31 Mei 2014 mencapai Rp 8 milyar dengan anggota sebanyak 2000-an orang .Kegiatan ini diikuti 700-an pengurus koperasi kredit dan Pusat Koperasi Kredit seluruh Indonesia, di hotel berbintang,Santika dyandra Hotel & Convention Medan yang fasilitasnya serba mewah, dengan biaya yang tergolong mahal.
Menghitung biaya yang dikeluarkan masing- masing koperasi kredit untuk transportasi pengurus pergi- pulang, dan kontribusi ke panitia, tidak sedikit.Setiap peserta minimal memanfaatkan dana masing- masing koperasi kredit hingga belasan juta rupiah.
Dana sebesar itu adalah akumulasi Sisa Hasil Usaha bersama koperasi kredit, kumpulan dari sisa hasil usaha rupiah recehan, dari satu rupiah hingga sembilan ratus sembilan puluh sembilan rupiah hingga menghasilkan jutaan, bahkan milyar rupiah.
Aset milyaran rupiah yang dimilik Kopdit Florette dan lainnya merupakan akumulasi keleksi rupaiah recehan yang di Kabupaten Manggarai, tidak digunakan. Lihat saja transaksi di kios atau toko serta swalayan di Kabupaten Manggarai, harganya selalu   dibulatkan ke atas atau sebaiknya.Tak seorangpun penghuni bumi Manggarai melihat kondisi ini, menghargai rupiah recehan.Hanyalah  koperasi kredit/ cu yang mengapesiasi rupiah recehan.Masih demikian banyak warga masyarakat yang belum melihat celah mengumpulkan rupiah recehan dengan menjadi anggota koperasi kredit.” Mengapa orang NTT belum banyak tertarik menjadi anggota koperasi kredit, padahal koperasi kredit adalah salah satu jalan untuk bisa keluar dari kemiskinan.Heran, ya?”, tanya teman- teman dari Kalimantan yang mengakui bahwa koperasi kredit mereka memiliki aset hinggas triliun rupiah dengan jumlah anggota mencapai ratusan ribu orang.
Pendidikan Sepenuh Hati
Hasil UN SMA/MA,SMK/MAK NTT tahun 2014,cukup menggembirakan.Peserta UN SMA/MA sebanyak 44.685 orang, yang ,yang lulus sebanyak 44.236 (99%), sedangkan 1% tidak lulus, yakni sebanyak 449 orang. Ketidaklulusan ini tersebar di Kota Kupang 4 orang, Kabupaten Kupang 6 orang, TTS 46 orang, TTU 17 orang, Belu 56 orang, dan Alor  sebanyak 19 orang.Lembata 2 orang, Flores Timur 4 orang, Sikka 6 orang,Ende 17 orang, Nagekeo 3 orang. Manggarai Timur 27 orang, Manggarai 3 orang, dan Manggarai Barat sebanyak 1 orang.Kabupaten Sumba Barat Daya 11 orang, Sumba Timur 124 orang, Sumba Barat 73 orang, Sabu Raijua 26 orang,Rote Ndao 4 orang.Kabupaten Nagada dan Sumba Tengah 100%.Tahun sebelumnya,  kelulusan SMA NTT hanya mencapai 98,50.
Prosentasi kelulusan itu juga diikuti perolehan nilai sempurna,sepuluh,  mata pelajaran matematika tingkat SMK. Referensi yang saya miliki bahwa  data dari  SMK Widyabakti Ruteng Manggarai, menyebutkan 7 siswa sekolah ini memperoleh nilai sempurna  UN Mata Pelajaran Matematika.Mereka adalah Meltiana Dahlia,Natalia Jimun,Antonius Vanika Tebok,Iridus Afrianus Dakul,Elisabet Ylinda Juita,dan Yuliana Serlina Plating.
Di tingkat SMP sebagaimana diberitakan  media online Suara Pembaruan,Jumad, 13 Juni 2014.mengutip pengakuan Kepala Dinas PPO Provinsi NTT,Drs.Sinun Petrus Manuk ,kelulusan mencapai,99,89% dari peserta sebanyak 86.150 orang .Prosentase ini memang  berada sedikit di bawah kelulusan  nasional, yakni 99,94%. NTT masih harus berjuang keras.
Walau demikian, ada hal yang membanggakan.Kelulusan  tingkat SMP /MTs di NTT,menggambarkan  kemajuan  . Setidaknya diraih 10 kabupaten/kota di NTT  yang tingkat kelulusan UN tahun 2014 mencapai 100 persen. 

“Sepuluh kabupaten/kota itu adalah Kota Kupang, Alor, Ngada, Manggarai, Sumba Barat, Lembata, Rote Ndao, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Sabu Raijua,” kata
Kadis P dan K NTT, Sinun Petrus Manuk kepada wartawan di Kupang, Jumat (13/6). 

Berdasarkan nilai akumulatif tertinggi, Kabupaten Rote Ndao
peringkat pertama, 30,89 persen , rata-rata 7,72 disusul Sabu Raijua 29, 23 persen atau 7,30, dan Manggarai Barat 28, 89 persen atau 7, 22 persen, Menyusul Alor 28,89 persen atau nilai 7,18, Sumba Barat 28,63 persen atau 7,15, Manggarai 28,49 persen atau 7,12, Manggarai Timur 28,35 persen atau 7,08, Nagekeo 28, 22 persen atau 7,05, Timor Tengah Selatan (TTS) 27,92 persen atau 6,98, dan Lembata 26,78 persen atau 6,69.

Hasil UN adalah akumulasi dari seluruh proses aktivitas pendidikan, Tata Kelola, Aksesbilitas, dan Peningkatan Mutu berdasarkan SNP Pendidikan sebagaimana disyaratkan PP Nomor 19 Tahun 2005  yang sudah diganti dengan PP Nomor 32 Tahun 2013.SNP mengatur apa yang dibuat oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, PTK dan Siswa, serta Orangtua dan masyarakat serta Dunia Usaha.Ibarat uang recehan,hak dan kewajiban semua pihak/ stakeholder, jika beraturan, akan menghasilan pendidikan yang semakin berkualitas. Banyak hal- hal kecil yang lebih operasional tetapi sangat bernilai.Inilah pendidikan sepenuh hati, taat asas,dilaksanakan dengan berpedoman pada aturan- aturan.
Keterlaksanaan SNP sebenarnya terlihat pada IP SPMP sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013.

Disiplin
Di Ende,ketika memfasalitasi sejumlah asesor dalam Penyegaran Asesor sedaratan Flores,Mei 2014,Ketua BAP  NTT, Drs. Simon Riwu Kaho memuji sejumlah sekolah swasta Katolik yang dikelola biarawan/ biarawati, yang mampu memoles wajah sendu pendidikan daerah ini. Sekolah – sekolah itu mampu mencerahkan pendidikan bumi Flobamora. Sekolah –sekolah itu antara lain SMA Mercusuar di Kupang , SMA Surya dan SMK Nenuk  di Belu, SMAK Geovani di Kota Kupang, SMA Podor di Flores Timur, SMA Frater dan Hokeng di Sikka, SMAK Syuradikara di Ende, SMA Seminari Mataloko di Ngada, SMA Seminari Kisol di Manggarai Timur. Simon Riwu Kaho mengisyratkan disiplin merupakan kunci keberhasilan yang ditunjukkan sekolah- sekolah yang disebutkannya.Disiplin adalah salah satu dari 18 nilai pendidikan karakter yang diintrodusir kemendiknas sejak tahun 2010.
Sialnya, nilai- nilai karakter ini masih sekedar teks tertulis yang jauh untuk dibathini. Disiplin mahal,sebagai  tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Disiplin yang diisyaratkan Drs. Simon Riwu Kaho, kata sederhana, tetapi syarat nilai. Disiplin  adalah penegakan aturan yang wajib ditaati.Jangan dirationalisasi.Disiplin menghantarkan pendidikan di daerah ini semakin bermutu,yang salah satu indikatornya adalah semakin meningkatnya prosentasi kelulusan.Tidak sulitkan?

Selamat memasuki Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar